Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-10 00:13:54【Resep Pembaca】817 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(7862)
Artikel Terkait
- Keracunan menu MBG, Jakbar periksa keterlibatan produk UMKM
- DPR RI: Program MBG kelompok 3B perlu diperkuat untuk cegah stunting
- Pakar sarankan Prabowo usung Jusuf Kalla jadi pemimpin sementara Gaza
- Pengobatan inovatif pasien kanker makin beragam
- Asuransi Jasindo Bangun Akses Pendidikan dan Kesehatan di Pedalaman Mentawai
- Benarkah naiknya suhu panas dorong orang konsumsi gula tambahan?
- AHY kampanye bersihkan mangrove sebagai inisiatif infrastruktur hijau
- Kapal bantuan Turki berlayar ke Gaza, bawa 900 ton makanan dan obat
- Dinkes: Waspada paparan mikroplastik dari air hujan
- 8 fakta minum kopi hitam bermanfaat untuk kesehatan hati
Resep Populer
Rekomendasi

Kalteng pastikan dukungan penuh keberlangsungan program Sekolah Rakyat

Bupati Banyumas: Gebyar Pendidikan Non

IDAI serukan pemetaan dampak perubahan lingkungan bagi kesehatan anak

Sejarah Jakarta perlu masuk kurikulum di sekolah

CP Group Thailand yakin pada pasar China yang luas dan terbuka

Pakar IPB paparkan nutrisi susu untuk tingkatkan gizi pada Program MBG

Nol kasus, IFSR: Solo catat prestasi terbaik Program MBG di Jateng

Wakil Kepala BGN: Program MBG ngak boleh berorientasi bisnis